Lansia di Banyuwangi Tertabrak Kereta Api Tubuhnya Nyaris Hancur

visfmbanyuwangi.com – Seorang wanita lansia asal Kecamatan Giri, Banyuwangi meninggal dunia setelah tertabrak kereta api dengan kondisi sangat mengenaskan.
Korban adalah Jayani (65), tercatat sebagai warga Dusun Langring, Desa Jambesari, Kecamatan Giri. Dia tertabrak kereta api Sritanjung relasi Stasiun Ketapang, Banyuwangi- Lempuyangan Jogjakarta pada Rabu pagi (23/3/2022) saat berjalan di rel kereta api di kawasan Lingkungan Kepuh, Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi.
Tepatnya di KM 8+900 antara Stasiun Argopuro ke Stasiun Banyuwangi kota.
Awalnya, korban tidak diketahui identitasnya karena masyarakat sekitar TKP tidak mengenal korban.
Akibat tertabrak kereta api, wajah korban hancur sehingga sulit dikenali. Sebagian tubuhnya juga hancur. Bahkan kepala dan salah satu lengannya terpisah dari tubuhnya. Dua bagian tubuh ini terpisah sekitar 20 meter dari tubuh korban.
Beberapa orang warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi melihat korban berjalan diatas rel kereta api dan meminta agar segera turun. Namun rupanya, teriakan itu tidak di hiraukan oleh korban hingga akhirnya tertabrak kereta api Sritanjung yang melintas dari arah utara.
Pelaksana Harian Manager Humas PT KAI Daop 9 Jember, Tohari membenarkan adanya seorang perempuan yang meninggal dunia akibat tertabrak kereta api Sritanjung tersebtu.
“Iya benar, ada seorang perempuan tertabrak kereta api di sekitar KM 8+900 antara Stasiun Argopuro-Stasiun Banyuwangi kota,” kata Tohari.
Menurutnya, dari keterangan sejumlah saksi mata di TKP tidak ada yang mengenali korban.
“Setelah berhasil di evakuasi, jenazah korban di larikan ke kamar mayat RSUD Blambangan Banyuwangi untuk dilakukan pemeriksaan medis,” ujar Tohari.
Dengan adanya peristiwa ini, Tohari menghimbau kepada masyarakat sekitar, utamanya yang berdomisili di kawasan jalur rel kereta api agar selalu berhati hati dan waspada.
“Jalur kereta api bukan jalan umum, diharapkan masyarakat tidak memanfaatkan jalur kereta api untuk beraktifitas. Seperti untuk berjalan-jalan ataupun berolahraga. Karena ini sangat berbahaya dan akan mengancam keselamatan jiwa masyarakat,” papar Tohari.
Menurut keterangan pihak keluarga, korban sempat tidak pulang ke rumahnya. Dan mereka pun mencari korban di berbagai tempat tidak berhasil menemukan, hingga akhirnya mendengar kabar jika korban meninggal dunia setelah tertabrak kereta api.
Sementara itu, saat kejadian, korban mengenakan sarung atau sewek motif batik bewarna merah, kerudung warna hijau dan sandal jepit berwarna merah. Rambut korban tampak sudah memutih.
Sejumlah aparat kepolisian dari Polsek Giri dan anggota TNI Koramil Giri bersama perangkat Kelurahan setempat mendatangi lokasi kejadian, sekaligus menutupi tubuh korban dengan daun pisang sembari menunggu kedatangan petugas ambulans.