BanyuwangiPemerintahan

Luhut Ingin Penanganan Sampah Berbasis Sirkular Bisa Dikembangkan Seluruh Daerah

visfmbanyuwangi.com – Pemerintah meminta penanganan sampah berbasis sirkular patut untuk dikembangkan lebih luas di berbagai daerah, karena dengan modal yang tidak terlalu mahal, fasilitas ini dinilai dapat memberikan dampak yang luar biasa terhadap kebersihan lingkungan.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

TPS3R yang dikembangkan sejak 2018 tersebut mengadaptasi sistem sirkular. Dimana sampah dipilah secara langsung oleh mitra yang berasal dari rumah tangga. Sampah tersebut kemudian dikelola di TPS3R. Baik yang organik maupun non-organik.

Setiap bulannya, rerata sampah yang dikelola mencapai 270 ton yang berasal dari 7500 rumah tangga di empat desa di Kecamatan Muncar.

“Dengan penanganan sampah yang dilakukan langsung dari rumah tangga itu, akan mengurangi sampah yang tersebar di sungai dan mencemari laut,” kata Luhut.

“Jika ini dilakukan secara disiplin, maka laut di Indonesia akan bersih. Masyarakat juga harus disiplin untuk membuang sampah,” imbuhnya.

Penanganan sampah di Kecamatan Muncar Banyuwangi ini diawali dari warga Desa Tembokrejo yang membuat TPS di 2016.

Pada 2018, pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq untuk melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar, yang diberi nama Project STOP.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut mendampingi kunjungan tersebut menyebutkan, bahwa kesuksesan penanganan TPS3R di Muncar itu atas kontribusi banyak pihak. Mulai dari pemerintah pusat, pihak yang melakukan pendampingan, hingga pemerintah dan warga desa sehingga pengelolaan sampah di area setempat, dapat berjalan dengan lancar dan terus berkembang.

“Saat ini, program kerjasama pengelolaan sampah ini dikembangkan dengan skala yang lebih luas. Melalui program bertajuk Banyuwangi Hijau, skalanya akan menjangkau lima kecamatan,” paparnya.

“Dengan program yang dikelola bersama Systemiq ini, pemkab berharap dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan kebocoran sampah di Banyuwangi pada 2024,” ujar Bupati Ipuk.

Lebih jauh, Program Director Systemiq, Andre Kuncoroyekti menjelaskan, pengelolaan sampah di TPS3R Muncar ini telah berjalan secara mandiri dan sustainable. Pembiayaan operasionalnya yang mencapai 74 juta/ bulan ditanggung dari penghasilan TPS3R sendiri yang mencapai 79 juta/ bulan.

“Untuk penjualan plastiknya, minggu depan akan diekspor ke Austria untuk pertama kalinya melalui EcoPlast Kunstsoff Recycling,” imbuhnya.

Sementara itu, Manajer TPS3R Bio Mandiri Lestari, Nungki Rosalina menjelaskan bahwa program ini telah menjangkau 7.500 KK dari empat desa di Kecamatan Muncar. Salah satu dampaknya, di desa tersebut tidak lagi terjadi banjir.

“Dulu setiap hujan dipastikan di daerah setempat selalu terjadi banjir karena muara sungai dan drainasi tersumbat sampah. Tapi kini bebas banjir, karena tidak ada orang membuang sampah ke sungai atau got,” jelas Nungki.

“Aparat desa juga menunjang apa yang kami lakukan pihaknya. Kepala Desa sini mewajibkan warga yang akan mengurus surat di kantor desa mempunyai Kartu Kuning (kartu iuran sampah desa),” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button