BanyuwangiPemerintahan

Start-Up Kang Duren Kembangkan Durian Banyuwangi

vismfbanyuwangi.com – Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi menggandeng start-up Kang Duren, untuk mempromosikan durian khas Banyuwangi, melalui program Aksi Pelestarian Durian Banyuwangi (Si Tari Dubang).

MoU pun diteken, antara komunitas petani durian Songgon dengan Start Up Kang Duren untuk pengembangan pemasaran marketing online, di Grand Gumuk Candi Songgon.

Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengaku, ini merupakan bagian dari program Si Tari Dubang.

“Selama ini, penghasil buah durian lokal Banyuwangi terbatas hanya sentra saja, masih belum ada pemasaran yang terintegrasi dengan marketplace startup durian. Untuk itulah, kami menggandeng start-up Kang Duren,” ungkap Ilham.

“Nama durian merah meredup, ini seiring dengan persaingan antar varietas durian introduksi dan dampak perdagangan bibit seperti durian Montong, Bawor, Musangking dan lain-lain. Tak hanya itu, beberapa musim durian merah juga tak berbuah,” paparnya.

Oleh karena itu melalui program ini, kata Ilham, pihaknya ingin kembali meraih kejayaan durian merah Banyuwangi.

Ilham menambahkan, selain menggandeng start-up Kang Duren, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi juga melakukan identifikasi dan pendaftaran varian durian lokal unggul lainnya; perlindungan pohon induk durian unggul; penangkaran dan pengembangan pembibitan durian lokal unggul;  pengembangan kampung durian dan rumah kreasi serta pengembangan pemasaran baik online dan marketing.

“Jadi, kami bergerak mulai dari hulu dan hilir. Program ini terbukti memberikan solusi peningkatan populasi tanaman durian lokal dari 100.462 pohon pada tahun 2017 menjadi 114.782 pohon pada tahun 2021 yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi,” papar Ilham.

Sementara itu, CEO Start-up Kang Duren, Zulfikri mengapresiasi langkah Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi yang berani membuka keran pasar digital marketing dalam pemasaran durian lokal khususnya durian merah Banyuwangi.

“Tentu ini merupakan langkah berani Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi membuka pasar digital untuk menembus Market secara online. Karena banyak juga problem mulai dari persoalan harga pasar dan panen yg tidak menentu,” kata Zulkifri.

“Tugas Kang Duren nanti bagaimana mempersentasikan durian merah dan durian lokal Songgon, termasuk histori dari durian Songgon,” imbuhnya.

Diakui Zulkifri, jika produksi dan ketersediaan durian merah Banyuwangi saat ini belum bisa mengimbangi permintaan pasar. Sehingga dikhawatirkan menimbulkan kekecewaan penikmat durian.

“Namun dibalik itu, durian merah sudah memiliki ‘pamor’ di pasar durian di Indonesia,” ujarnya.

Zulkifri menambahkan, kenyataan durian merah belum bisa mengimbangi permintaan pasar. Makanya dikhawatirkan menimbulkan kekecewaan customer. Makanya saat ini sudah saatnya mengejar pamor durian merah dengan program pertanian yang digagas Dinas.

“Namun sebenarnya, durian lokal Banyuwangi ini tak kalah dengan durian terbaik di nusantara. Saya membuktikan saat berkunjung di Songgon, banyak durian lokal yang seharusnya tak kalah Nikmat dibandingkan dengan durian Musangking, Monthong maupun lainnya,” papar Zulkifri.

“Banyak customer di Kang Duren yang menanyakan durian Songgon tak masuk Jakarta. 2 tahun lalu saya mencari durian Songgon belum berhasil menemui jejaring disini. Setelah saya mencoba, terbukti kualitasnya memang baik. Sebenarnya bukan layak lagi, tapi memang nikmat dan legit, tak kalah dengan durian lain,” jelasnya.

Seperti diketahui, Banyuwangi memang salah satu daerah penghasil durian di Indonesia yang utamanya terkenal dengan durian merah.

Populasi tanaman durian di kabupaten Banyuwangi sebanyak 114.782 pohon atau setara dengan luas 1.147 hektar dengan produksi sebesar 14.754 ton per tahun. Sentra durian pun tersebar di beberapa kecamatan di Banyuwangi, diantaranya Songgon, Glagah, Licin, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button