BanyuwangiPemerintahan

Petani dan UMKM Kopi di Banyuwangi Berkesempatan Perluas Pasarnya ke Mancanegara

visfmbanyuwangi.com – Lewat forum bisnis “International Bussiness Matching Ijen Coffee”, petani dan pelaku UMKM kopi di Banyuwangi mendapat kesempatan memperluas pasarnya hingga mancanegara. Pasalnya, pada kegiatan ini, petani kopi dipertemukan dengan ratusan buyer dari tiga negara, yakni Kanada, Jerman, dan Filipina. 

Para buyer tersebut mengikuti virtual business matching yang diikuti langsung petani kopi di Banyuwangi.

Kegiatan ini diprakarsai oleh National Support for Local Investment Climate /National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), Global Affairs Canada, Kemenko Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian BPN/Bapennas, dan Kementerian PDTT, serta sejumlah stakeholder lainnya.

“Ini adalah dukungan untuk pengembangan UMKM kopi di Indonesia, termasuk Banyuwangi. Kami ingin mempertemukan petani kopi dengan buyer secara langsung,” ujar Peter F Walton, Direktur Proyek NSLIC/NSELRED.

Kegiatan ini melibatkan 100 lebih pelaku UMKM subsektor kopi, serta eksportir dan stakeholder lainnya yang resmi ditunjuk pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan ekspor kopi petani Banyuwangi dan sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Ijen.

Coordinator Responsive Innovation Fund NSLIC, Nurdin mengaku, kopi Banyuwangi dikenal berkualitas, baik jenis robusta maupun arabicanya.

“Rangkaian International Business Matching Ijen Coffee dimulai dengan proses kurasi untuk memastikan produk kopi UMKM siap diekspor,” kata Nurdin.

“Selain produknya memenuhi standard ekspor, petani kopi wajib memiliki lahan sedikitnya 2 hektar dengan produksi minimal 1 ton per tahun untuk kepastian produksinya. Banyuwangi dipilih karena salah satu produksi kopi terbesar di Jawa Timur,” paparnya.

Dalam kegiatan tersebut, buyer asing diberikan waktu untuk memahami detail produk kopi UMKM. Sebelumnya, mereka telah dipasok informasi terkait produk kopi yang ditawarkan. Seperti jenis kopi, waktu produksi, teknik pemrosesan, hingga masa kadaluwarsa. 

“Akhir Maret ini mereka juga akan dijembatani oleh pihaknya untuk bertemu buyer domestik. Jadi pasar ekspor dan domestik juga kami fasilitasi,” tutur Nurdin.

Kegiatan ini disambut positif oleh para petani, di antaranya M. Yusuf dari Kelompok Tani Java Ijen Madusari dari Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

“Saya mendapat banyak informasi tentang bisnis kopi dan pemasarannya. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya banyak hal karena bisa membuka peluang pasar kami ke negara lain,” kata Yusuf.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, virtual bisnis menjadi peluang bagi petani Banyuwangi untuk membuka pasarnya. 

“Kami berterima kasih banyak kepada pemerintah pusat dan pihak lainnya yang terus mendukung Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

“Fasilitasi semacam ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi petani kopi, khususnya di situasi pandemi semacam ini untuk menumbuhkan harapan dan peluang bagi mereka,” paparnya.

Bupati Ipuk juga menyebut bahwa kopi Banyuwangi telah diminati pasar Eropa. Seperti kopi dari Perkebunan Malangsari, Kecamatan Kalibaru, telah rutin dipesan Swiss dan Italia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button