BanyuwangiPemerintahan

Stabilkan Stok Kedelai, Banyuwangi MoU Dengan Daerah Lain  

visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi melakukan kerja sama dengan berbagai daerah penghasil komoditi kedelai, menyusul stok kedelai di daerah setempat dinilai tidak mencukupi untuk produksi tahu dan tempe di tingkat local, seiring dengan mahalnya kedelai di pasaran.

“Kami tengah berupaya melakukan MoU dengan sejumlah daerah penghasil pertanian, salah satunya komoditi kedelai. Karena selama ini stok kedelai di Banyuwangi tidak mencukupi untuk kebutuhan produksi local sehingga perlu membeli dari beberapa daerah,” papar Bupati Ipuk.

Ia berharap, dengan adanya kerja sama ini nantinya bisa memenuhi kebutuhan kedelai untuk para UMKM tahu dan tempe lokal, sehingga disaat harga kedelai cukup tinggi serta stok kedelai susah, maka pasokan ketersediaan kedelai di Banyuwangi bisa tercukupi serta harga terjangkau.

“Memang saat ini Banyuwangi memiliki stok kedelai tapi tidak bisa mencukupi kebutuhan produksi local, sehingga kami harus mengambil dari luar Banyuwangi,” ungkap Bupati Ipuk.

Dalam menanggapi kondisi yang terjadi saat ini, Bupati Ipuk menyatakan berencana untuk menggelar operasi pasar.

“Kami ada rencana gelar operasi pasar kedelai untuk UMKM yang menggunakan bahan baku kedelai. Tapi kegiatan ini masih belum bisa kami laksanakan, karena menunggu pasokan kedelai dari luar daerah tercukupi,” jelas Bupati Ipuk.

Dari informasi yang ada, para perajin atau produsen tahu tempe memastikan melakukan mogok produksi selama 3 hari, mulai Senin – Rabu (21-23/2/2022). Aksi mogok ini sebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai. Kepastian mogok produksi dan dagang tersebut salah satunya diungkapkan oleh Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta.

Sementara di Banyuwangi sendiri, hingga saat ini terpantau sejumlah UMKM tahu dan tempe masih melakukan produksi. Selain itu, di pasar tradisional juga masih ditemukan adanya para pedagang yang menjual tahu dan tempe.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button