BanyuwangiPemerintahan

Refleksi Akhir Tahun, Banyuwangi Hadirkan Gus Miftah

visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi menggelar Refleksi Akhir Tahun sebagai puncak dari peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 250 yang di gelar sepanjang Desember.

Kegiatan Refleksi Akhir Tahun tersebut di gelar secara hybrid yang di pusatkan di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Selasa malam (28/12/2021), dengan dihadiri langsung oleh KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).

Saat membuka acara tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku bersyukur Gus Miftah bisa berkenan hadir langsung ke Banyuwangi, karena sebetulnya di jadwalkan hadir secara virtual.

“Dengan kehadiran Gus Miftah ini, saya harap mampu memberikan refleksi terhadap perjalanan setahun terakhir. Sekaligus memotivasi untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang,” ujar Bupati Ipuk.

“Saya minta semuanya untuk menjadikan refleksi akhir tahun ini sebagai momentum untuk meningkatkan semangat dan optimisme seluruh komponen masyarakat untuk membangun Banyuwangi,” paparnya.

Bupati Ipuk melanjutkan, di tengah pandemi Covid-19 tantangan yang dihadapi oleh Banyuwangi tidaklah ringan. Mulai dari penanganan wabah, peningkatan angka kemiskinan, sampai berkurangnya anggaran. Namun, semua tantangan tersebut, sedikit demi sedikit dapat teratasi.

“Berkat kerja keras semua pihak, saat ini Banyuwangi masuk level satu dalam penanganan pandemi. Angka kemiskinan bertambah, namun persentasenya tidak sebanyak daerah lainnya,” jelas bupati perempuan tersebut.

“Bahkan, di tengah semua tantangan itu, pemerintah daerah masih bisa meraih berbagai prestasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Gus Miftah menyerukan untuk mengembalikan segala persoalan kepada Allah SWT.

“Karena pada dasarnya, apa yang terjadi di muka bumi ini, semuanya atas kehendak-Nya. Semua harus tetap berikhtiar sekuat tenaga untuk menyelesaikan persoalan apapun. Namun jangan sampai lupa, bahwa pemilik semua yang ada di dunia ini adalah Allah SWT. Maka, harus dikembalikan lagi kepada-Nya,” paparnya.

Hal itu di jelaskan oleh pengasuh Pesantren Ora Aji, Yogyakarta tersebut dalam sebuah kisah anekdoktal tentang seorang tukang cukur yang mengeluh kepada pelanggannya.

“Sang tukang cukur menganggap bahwa tuhan itu tidak ada. Karena banyak persoalan di muka bumi ini yang tidak terselesaikan. Seperti halnya kemiskinan, penyakit hingga krisis Covid-19 akhir-akhir ini,” tuturnya.

Gus Miftah menjelaskan, menghadapi keluhan demikian, orang yang dicukur tadi tidak bisa memberikan jawaban.

“Ia sempat terbersit membenarkan apa yang dikeluhkan oleh tukang cukur tadi. Akan tetapi, seusainya bercukur dan keluar dari tempat itu, ia melihat orang gila yang berambut gondrong dan gimbal,” kata Gus Miftah.

“Dari sana, ia kemudian mendapatkan ilham untuk menjawab keluhan sang tukang cukur tadi. Secara tiba tiba ia mengatakan kepada tukang cukur bahwa ternyata tukang cukur di dunia ini tidak ada. Kalau benar-benar ada tukang cukur, sudah pasti tidak ada orang dengan rambut gimbal dan gondrong seperti orang gila itu,” jelasnya.

Mendapat pernyataan demikian, si tukang cukur berkilah. Andaikan dia mau ke sini, pasti akan dicukur rambutnya untuk dbuat rapi.

Gus Miftah menjelaskan, begitulah Tuhan. Bukan karena tidak ada Tuhan, lalu kemudian masalah silih berganti datang dan tidak pernah terselesaikan.

“Namun karena orang tersebut tidak mau mendekat ke Tuhan yang memiliki semua solusi atas persoalan-persoalan itu,” imbuhnya.

Untuk itulah, dari anekdot tersebut, Gus Miftah mengajak seluruh elemen di Banyuwangi untuk senantiasa mengingat Allah SWT dalam segala situasi, agar semua persoalan akan segera dapat diatasi.

Refleksi akhir tahun tersebut, juga dimeriahkan oleh Majelis Taklim dan Sholawat “Syubbanul Muslimin” yang dipimpin oleh KH Hafidzul Hakiem atau Gus Hafidz.

Majelis yang memiliki fans luas di kalangan milenial tersebut berselawat secara virtual. Menyuguhkan sejumlah syair selawat yang cukup populer di kalangan masyarakat luas.

Pada kesempatan tersebut, juga dihadiri oleh sejumlah tokoh agama. Di antaranya terlihat Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH Zainullah Marwan, Ketua PD Muhammadiyah Banyuwangi Dr. Mukhlis Lahuddin, Ketua LDII Banyuwangi Astro Junaedi dan sejumlah kiai lainnya. Seperti KH. Muhammad Yamin, KH. Mukhdlor Atim, KH. Achmad Wahyudi, KH. Lukman dan sejumlah kiai lainnya. 

Refleksi Akhir Tahun sendiri merupakan rangkaian dari peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-250. Selain kegiatan yang bernuansa hiburan, juga diiringi dengan berbagai kegiatan yang bersifat penguatan spiritualitas dan aksi sosial. Di antaranya dengan melakukan khotmil quran, santunan yatim piatu dan duafa serta doa bersama.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button