Menteri Sandiaga Apresiasi “Gandrung Sewu” Banyuwangi

visfmbanyuwangi.com – Pagelaran Festival Gandrung Sewu Banyuwangi kembali di helat tahun ini dari 24 kota di 16 provinsi, setelah vakum pada tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Di masing-masing kota tersebut, para penari menarikan Tari Gandrung di ikon-ikon kota masing-masing, bahkan termasuk di Hong Kong. Tajuknya pun menjadi “Gandrung Sewu Nusantara”.
Sebelum pandemi, festival yang masuk jajaran salah satu event wisata terbaik nasional versi Kemenparekraf ini dipusatkan di Banyuwangi dengan melibatkan lebih dari seribu penari Gandrung.
Untuk tahun ini, Gandrung Sewu melibatkan Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) yang ada di penjuru Nusantara dan Hong Kong. Di antaranya adalah Batam, Jakarta, Lampung, Jayapura, Surabaya, Pekanbaru, Samarinda, Tarakan, Bontang, Kupang, Mamuju dan sejumlah daerah lainnya.
Mereka menari Gandrung di tempat-tempat publik yang menjadi ikon tempat perantauan mereka. Seperti di halaman kantor bupati, alun-alun sampai di pinggir jalan tempat ikon suatu kota berada.
Seperti Jakarta menari di kawasan Tugu Monas. Penari gandrung Jember menari di halaman kantor Bupati Jember. Palembang menari dengan latar belakang Jembatan Ampera.
Tari Gandrung sendiri adalah tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak-Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan gerakan yang seragam mengikuti irama musik Osing, seakan membawa penonton mengobati rindu pertunjukan Gandrung Sewu yang telah menjadi ikon Banyuwangi.
Festival Gandrung Sewu Nusantara ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif, Sandiaga Solahudin Uno yang difokuskan di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Selasa (28/12/2021).
“Banyuwangi selalu memiliki ide kreatif baru. Selamat untuk Banyuwangi,” ujar Sandiaga.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, pagelaran ini tidak sekadar menyajikan hiburan. Namun, juga menjadi ajang konsolidasi budaya dan sosial bagi seluruh rakyat Banyuwangi di mana pun berada.
“Saya sangat terharu dengan penyelenggaraan ini yang melibatkan banyak sekali warga Banyuwangi, baik yang ada di Banyuwangi, maupun yang ada di perantauan,” ungkap Bupati Ipuk.
“Ini adalah ajang konsolidasi bagi semua. Tidak hanya konsolidasi budaya, namun juga sekaligus konsolidasi social,” tuturnya.
Dari keterlibatan warga Banyuwangi di berbagai belahan Nusantara itu, imbuh Bupati Ipuk, menjadi simbolisasi sinergitas dan gotong royong yang kuat.
“Ini bukan semata Tari Gandrung. Namun ini adalah modal social sekaligus mengeratkan kembali spirit gotong royong. Sehingga saya meyakin ini akan menjadi spirit baru bagi semua untuk dapat menyelesaikan berbagai tantangan daerah,” jelas Bupati Ipuk.
Event Gandrung Sewu yang digelar sejak 2012 itu, memang telah menjadi ikon dari rangkaian Banyuwangi Festival yang rutin dihelat setiap tahun. Tidak hanya pagelarannya yang dikemas secara kolosal dan apik, namun juga Gandrung sendiri telah menjadi maskot dari budaya dan pariwisata Banyuwangi.
“Semoga tahun depan pandemi Covid-19 telah berakhir, sehingga Gandrung Sewu kembali bisa digelar secara langsung. Tapi jika belum usai, pemkab akan terus berusaha menyajikan virtual show yang lebih spektakuler lagi,” janji bupati perempuan tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuar Bramuda menambahkan, para penari dari Gandrung Sewu ini adalah anak-anak Banyuwangi yang merantau di masing-masing wilayah tersebut.
“Mereka telah biasa menari karena di tempat merantaunya itu, mereka juga menghidupi beragam kesenian asli Banyuwangi, termasuk juga tari gandrung,” kata Bramuda.
“Mereka menari dengan luesnya tari gandrung yang telah menjadi pakem selama ini. Lengkap dengan seragam dan musik pengiringnya,” imbuhnya.
Bramuda menjelaskan, penampilan mereka disyuting lantas ditampilkan pada Gandrung Sewu Nusantara ini.
“Karena sudah terbiasa, maka tidak perlu waktu lama untuk melatihnya,” ujar Bramuda.
Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari Ikawangi yang terlibat. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Ikawangi Bontang Sukmo Raharjo.
“Ini sungguh sangat spektakuler. Melibatkan seluruh warga Banyuwangi di daerah lain, khususnya para pelaku seni,” ungkap Sukmo.
“Saya juga berharap dengan adanya event seperti ini, akan menggugah kecintaan teman-temannya para perantau di berbagai daerah untuk turut serta membantu mempromosikan budaya daerah di tempatnya merantau,” paparnya.
Sukmo juga berharap, kedepannya nanti ada duta-duta kesenian di masing-masing daerah.