Baru 22 Persen Pekerja di Banyuwangi Bergabung BPJS Ketenagakerjaan

visfmbanyuwangi.com – Pekerja di Banyuwangi yang tergabung dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tergolong rendah yaitu masih sebesar 22 persen.
Dari data yang ada, jumlah pekerja di Banyuwangi mencapai 93.000 orang dan yang baru mengikuti BPJS Ketenagakerjaan baru sekitar 622.000 pekeja.
Rendahnya kepesertaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga BPJamsostek itu. Sebab, pekerja yang belum terdaftar justru masuk kategori rentan kecelakaan kerja.
Disela evaluasi akhir tahun, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Banyuwangi, Eneng Siti Hasanah mengatakan, jika dari catatan pihaknya, baru sekitar 22 persen pekerja yang gabung BPJS Ketenagakerjaan.
“Jadi, masih sekitar 80 persen yang belum bergabung. Padahal dengan ikut BPJS Ketenagakerjaan, para pekerja akan terlindungi. Jika mengalami kecelakaan kerja akan ditanggung. Termasuk, jaminan hari tua,” papar Eneng.
“Pekerja juga bisa mendapatkan biaya perawatan dan pengobatan. Jika meninggal, ada santunan hingga Rp 42 juta,” imbuhnya.
Pejabat asal Cimahi, Jawa Barat tersebut mengaku cukup banyak manfaatnya bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk melindungi pekerja.
“Agar kepesertaan pekerja terus meningkat, kami melakukan sejumlah cara. Diantaranya, menggandeng Pemkab Banyuwangi dan berbagai stakeholder mendukung keikutsertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Eneng.
“Terbaru, kami mengajak perusahaan atau lembaga swasta dalam Gerakan Nasional Peduli Tenaga Kerja Rentan (GN Lingkaran) melalui CSR,” tuturnya.
Dalam program ini, perusahaan yang terbiasa menyalurkan dana CSR diganti dengan iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Tentunya, kata Eneng, ini untuk melindungi para pekerja atau warga yang beresiko di sekitar perusahaan tersebut.
“Jika program GN Lingkaran ini terwujud, maka para pekerja yang beresiko akan terlindungi dengan baik, tanpa terbebani iuran bulanan ke BPJS,” pungkasnya.