Kemenkominfo Anugerahi Penghargaan Smart Kampung Banyuwangi

visfmbanyuwangi.com – Program Smart Kampung yang diterapkan Pemkab Banyuwangi masuk dalam jajaran 100 Smart City 2021 kategori Smart Economy, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Penghargaan tersebut diserahkan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos Informatika (Dirjen PPI), Ismail, kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, di forum Indonesia Smart City Conference, di Tangerang, Selasa (14/12/2021).
Penyusunan masterplan dan quickwin smart city untuk 100 kabupaten/kota tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu tiga tahun, yaitu 25 daerah di tahun 2017, 50 daerah di tahun 2018 dan 25 daerah di tahun 2019. Pemilihan 100 kabupaten/kota tersebut diharapkan menjadi role model pelaksanaan smart city bagi daerah-daerah lain.
“Program Smart Kampung yang kami gagas itu untuk memudahkan pelayanan publik hingga tingkat desa, yang dipadu dengan pemberdayaan. Ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi warga,” papar Bupati Ipuk.
Smart Kampung adalah layanan desa berbasis online yang saat ini telah diterapkan oleh 189 desa. Dengan Smart Kampung, Banyuwangi telah menggunakan sistem online di berbagai urusan daerah.
Dalam kesempatan ini, Bupati Ipuk berterima kasih kepada pemerintah pusat karena model apresiasi semacam ini dinilai menyemangati pihaknya di daerah untuk selalu berupaya berinovasi dalam mengembangkan Banyuwangi.
“Smart kampung adalah instrumen bagi kami untuk menggerakkan berbagai sektor di desa. Tidak hanya layanan publik, tapi juga sektor ekonomi di pedesaan,” tuturnya.
Diakui Bupati Ipuk, dengan teknologi informasi yang ia fasilitasi ini, desa-desa di Banyuwangi mulai bergerak. Mereka menggunakan TIK sebagai sarana untuk mengoptimalkan potensinya.
Smart Kampung yang digagas Banyuwangi ini berhasil menghantarkan sejumlah desa meraih prestasi. Salah satunya adalah Desa Tamansari yang berhasil meraih penghargaan sebagai Desa Wisata juara 1 kategori digital karena penerapan digitalisasi di desa tersebut.
Desa Tamansari menjadi desa wisata mengoptimalkan potensi dan berbagai jejaring bisnis, dengan BUMDes sebagai leading sektornya. Di desa ini terdapat lebih 300 warga yang terlibat dalam jejaring bisnis desa wisata.
Desa Tamansari juga mengoptimalkan digitalisasi dalam membangun dan memperluas jangkauan pasar desa wisata.
Sementara, Rizal Sahputra, Kepala Desa Tamansari mengatakan, dengan dukungan dari Pemkab Banyuwangi, pihaknya lebih mudah dalam membangun ekosistem desa wisata.
“Berbagai program digitalisasi seperti Smart Kampung yang diterapkan Pemkab Banyuwangi, turut mendorong kami terbiasa mengembangkan digitalisasi di desa kami,” ujar Rizal.
Lewat TIK, Desa Tamansari terus mengembangkan jejaring bisnisnya. Saat ini terhitung telah ada 60 UMKM, 50 homestay, puluhan jasa guide wisata, kendaraan wisata, serta beberapa usaha kecil menengah lainnya. Seluruh jenis usaha desa ini melibatkan warganya.
“Teknologi telah mampu menggerakkan desa dan kami bisa mengoptimalkan potensi desa,” kata Rizal.
Sebelumnya berkat Smart Kampung, Banyuwangi meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2020 dalam kategori Smart Society berupa inovasi penggunaan TIK dalam penanganan dampak sosial pandemik Covid-19. Penghargaan tersebut diselenggarakan Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) dan tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-4 dengan tema “Smart City 2020: Driving Innovation & Productivity During The Global Pandemic”.
Smart Kampung Banyuwangi juga meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2018. Dalam penghargaan tersebut Banyuwangi juara dalam kategori Most Accelerated in Regional Branding.