BanyuwangiPemerintahan

Songsong Harjaba, Warga Kabat Lakukan Napak Tilas Prabu Tawangalun

visfmbanyuwangi.com – Menjelang Peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 250, masyarakat Kecamatan Kabat menggelar Napak Tilas Prabu Tawangalun, untuk menelusuri sejarah kejayaan Kerajaan Blambangan yang berpusat di wilayah setempat.

Mereka berjalan kaki sejauh 5 km dari Kantor Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat dan berakhir di Situs Petilasan Prabu Tawangalun.

Napak tilas ini diikuti ratusan warga, dengan dilepas langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah. Selain masyarakat umum, peserta juga terdiri dari siswa-siswi SD hingga SLTA di wilayah Kecamatan Kabat.

Kepala Desa Benelan Lor, Khairul Anam mengatakan acara ini merupakan agenda tahunan yang digelar masyarakat Kecamatan Kabat untuk menelusuri sejarah kejayaan Kerajaan Blambangan yang berpusat di wilayah Kecamatan Kabat.

Sebagaimana diketahui, di wilayah Kecamatan Kabat, dulunya merupakan salah satu pusat Kerajaan Blambangan. Puing-puing bangunan benteng peninggalan Kerajaan Blambangan ditemukan di sejumlah desa di Kecamatan ini. Salah satunya di Desa Macanputih, Desa Gombolirang, Desa Benelan Lor, termasuk desa-desa sekitarnya.

Di Desa Gombolirang juga terdapat situs petilasan Raja Blambangan yakni Prabu Tawangalun yang masih sering dikunjungi wisatawan ataupun peziarah.

“Napak tilas kali ini mengambil tema “Ojo Kepaten Obor” yang artinya jangan sampai tidak mengenal leluhur. Untuk itu, kami mengajak para peserta untuk menelusuri jejak-jejak bekas berdirinya bangunan peninggalan Kerajaan Blambangan di Kecamatan Kabat,” ujar Khairul.

Dalam kesempatan itu, Wabup Sugirah juga me-launching Kecamatan Kabat sebagai salah satu destinasi wisata edukasi sejarah.

“Dengan dirilisnya Kecamatan Kabat sebagai destinasi wisata edukasi sejarah, akan memperlengkap konsep wisata di Kabupaten Banyuwangi,” kata Sugirah.

“Wisata di Banyuwangi akan makin beragam. Semoga ini akan bisa menjadi daya tarik sendiri. Sehingga ke depan diharapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Sugirah menyebut, Banyuwangi mempunyai wisata alam, wisata budaya, wisata religi, dan sekarang wisata edukasi sejarah yang ada di Kecamatan Kabat.

Sugirah menambahkan, guna memaksimalkan potensi wisata sejarah di Kecamatan Kabat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terus mengidentifikasi berbagai situs penting peninggalan Kerajaan Blambangan di wilayah setempat. Sekaligus menggali potensi-potensi yang memiliki nilai sejarah seperti di daerah Benelan Lor, Macan Putih, dan sekitaran Kabat ini.

“Saya berharap, setelah Kecamatan Kabat didaulat sebagai detinasi wisata edukasi sejarah, desa-desa lain lebih bersemangat menggali potensi daerahnya,” pungkas Sugirah.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button