Pandemi, Konsumsi Listrik di Bali dan Jawa Menurun Drastis

visfmbanyuwangi.com – Selama pandemi covid-19, kebutuhan listrik di Pulau Bali mengalami penurunan 25 persen, sedangkan di wilayah Pulau Jawa menurun 15 persen. Tercatat, sebelum masa pandemi 2019-2020, pasokan listrik di Bali sebesar 800 megawatt.
Memasuki pandemi, konsumsi listrik di pulau dewata tersebut sekitar 600 megawatt, menurun tiga perempat atau sekitar 25 persen.
General Manager Unit Induk Transmisi Jawa Timur dan Bali, Didik Fauzi Dakhlan mengatakan, untuk kebutuhan listrik di kawasan Pulau Jawa sebelum pandemi sebesar 27 ribu megawatt. Dan saat memasuki pandemi sebesar 23 ribu megawatt atau menurun 15 persen.
“Memasuki November hingga Desember 2021, konsumsi listrik di Jawa dan Bali sudah melewati beban puncak dibanding sebelum pandemi di tahun 2019,” ujar Didik.
“Bahkan, konsumsi listrik di Bali dinilai sudah merangkak naik yang sudah terlihat rekornya mulai Maret 2021 lalu,” tuturnya.
Didik mengaku, pihaknya memantau penggunaan listrik di Bali sebelum pandemi sebesar 800 megawatt. Memasuki pandemi hanya mencapai 600 megawatt karena di Bali sendiri pergerakan ekonominya fokus pada pariwisata. Sedangkan disaat pandemi, hampir seluruh destinasi wisata tutup yang berdampak pada penurunan segnifikan kunjungan wisatawan domestic maupun mancanegara.
“Kebetulan, saat ini pulau Bali sudah mulai reborn, diharapkan tahun depan situasi pariwisata normal kembali. Yang tentunya berdampak pada konsumsi listrik,” kata Didik.
Seperti diketahui, gardu induk dari kabel bawah laut yang mensuplay kebutuhan listrik di Jawa dan Bali berada di Banyuwangi. Kabel bawah laut tersebut merupakan salah satu Obyek Vital Nasional yang menjadi perhatian khusus dalam pengamanan.
“Saat ini kebutuhan listrik di Jawa dan Bali sebesar 28 ribu megawatt. Sedangkan khusus untuk Bali, sebesar 800 megawat. Panjang kabel bawah laut dari gardu induk di Banyuwangi membentang ke kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Bali mencapai 17 kilometer,” pungkas Didik.