visfmbanyuwangi.com – Puluhan anak muda dari Jawa dan Bali adu kreativitas dalam Banyuwangi Aquascape Contest, yang di gelar di aula Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi.
Aquascape adalah seni mengatur tanaman air, batu, batu karang, koral atau kayu apung secara alami di dalam akuarium sehingga memberikan efek seperti berkebun di bawah air.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kegiatan yang digelar Prodi Ilmu Perikanan Fakultas Perikanan dan Pertanian Untag, yang berkolaborasi bersama Moza Aquatic dan Dinas Perikanan Banyuwangi tersebut.
“Aquaspace melatih kreativitas dan bisa dikembangkan menjadi ladang ekonomi kreatif,” kata Bupati Ipuk.
“Saya suka melihat ikan. Saya suka snorkeling melihat pemandangan bawah laut. Melihat karya para peserta ini, seolah kita sedang disuguhi keindahan taman bawah laut,” ungkapnya.
Sebelumnya, orang menggandrungi ikan cupang. Kini aquascape datang menawarkan keindahan lain yang tidak kalah menarik. Ada nilai estetika dalam aquaspace.
“Semoga ini bisa semakin dikembangkan dan bisa menjadi media ekonomi kreatif bagi anak-anak muda Banyuwangi,” tutur Bupati Ipuk.
Ditambahkan Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan Untag Banyuwangi, Ervina Wahyu Setianingrum, aquascape yang belakangan semakin digemari saat pandemi covid 19 ini diikuti 70 peserta dari tingkatan pemula hingga advance.
Mereka berasal dari Trenggalek, Madiun, Malang, Batu, Situbondo, Jember, Bondowoso, Pasuruan, Kediri dan Banyuwangi.
“Sebelumnya kami juga pernah menggelar kompetisi aquascape se-Banyuwangi,” kata Ervina.
Sementara, Banyuwangi Aquaspace Contest kali ini mengangkat tema “Aquaspace of Banyuwangi Tourism”, yaitu mengusung tema berbagai destinasi pariwisata Banyuwangi yang bisa dilihat dari aquaspace. Ada peserta yang menampilkan replika pohon-pohon seperti di Alas Purwo ataupun hutan Djawatan.
Salah satu dewan juri Yoyo Prayogi mengatakan kreativitas peserta dalam Banyuwangi Aquaspace Contes kali ini melampaui ekspektasinya.
“Banyak pemula yang muncul dalam kontes kali ini. Mereka menghasilkan karya yang baik, kreatif dan idenya unik,” ungkap juri asal Banyumas tersebut.
“Bagi pemula memang harus banyak berlatih dan belajar dari berbagai sumber. Selain itu harus sering ikut event, untuk mengasah jam terbang,” imbuhnya.
Selain Yoyo, kontes kali ini juga mendatangkan Rasio Hery merupakan seorang master aquaspace. Master asal Malang tersebut kerap tampil di kompetisi Eropa dan Amerika.
Setelah melalui penjurian cukup ketat, keluar sebagai pemenang dari kalangan pemula, juara 1 Lutfi Atim (Malang), Juara 2 Haris Alist (Bondowoso), dan Juara 3 Bedjo Kadjur (Batu). Untuk kategori Advance, Juara 1 AJCM Zamzon (Blitar), Juara 2 The Moon RDX (Malang), dan Juara 3 Yeye Aquatic (Jember). Sedangkan Juara Favorit kembali diraih oleh Bedjo Kadjur (Batu).
Peraih juara 1, Muhammad Lutfi Atim mengaku senang Banyuwangi bisa menggelar kompetisi ini, karena belum semua kota bisa menggelar kontes serupa.
“Untuk menggeluti aquaspace memang harus sering berlatih. Terutama membuat setting aquascapenya, pemilihan tanaman harus pas, mana yang harus menjadi tanaman depan, tanaman tengah ataupun tanaman belakang. Salah penempatan akan mengurangi nilai,” papar Lutfi.
Sementara, Lutfi sendiri telah menggeluti aquascape selama 2 tahun ini. Untuk kontes di Banyuwangi ini, Lutfi menghabiskan waktu selama dua hari untuk mempersiapkannya. Seluruhnya dikerjakannya sendiri sepulang dia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan pengisian interior untuk bus.
