Puan Apresiasi Kelestarian Budaya di Persawahan Licin Banyuwangi

visfmbanyuwangi.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani ikut serta memanen padi bersama para petani perempuan di areal persawahan Dewi Rembang, Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Padi yang dipanen perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR tersebut adalah jenis Inpari 32 sampai jenis Black Madras (Padi Hitam).
Puan dengan lancar menggunakan sabit untuk memotong helaian padi di pematang sawah. Sembari mengobrol hangat dengan para petani perempuan. Mulai menanyakan pekerjaan hingga lama waktu mereka ada di sawah.
“Sawah di Dusun Rembang, Desa Banjar, Kecamatan Licin ini adalah bukti nyata bahwa kegiatan pertanian itu memiliki potensi besar untuk dijadikan agrowisata,” ujar Puan.
“Persawahan di Licin memperlihatkan bagaimana proses mengolah tanah hingga panen bisa menjadi atraksi wisata yang bagus,” imbuhnya.
Oleh karenanya, Puan mendorong pertanian di daerah lain bisa menjadikan kegiatan tani di Licin ini sebagai contoh.
“Agrowisata seperti ini bisa menjadi keunggulan pariwisata Indonesia karena diberbagai wilayah memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan,” tuturnya.
Puan pun memuji masyarakat Banyuwangi yang solid menjadikan kegiatan pertanian sebagai hal membanggakan. Ia menyebut, upaya masyarakat Banyuwangi melestarikan kebudayaan patut diacungkan jempol.
“Kegiatan disini dilakukan dengan semangat gotong royong dan berkolaborasi dengan petani. Tanam sama-sama, panen sama-sama, produktivitas naik, juga mengangkat tradisi lokal bagaimana membajak tanah, dan menanam,” paparnya.
Mantan Menko PMK tersebut menyebut, masyarakat Banyuwangi juga terbuka dengan perkembangan zaman, melakukan pertanian modern menggunakan transplenter rice.
“Artinya petani di agrowisata bukanlah penonton namun pelaku,” imbuhnya.
Usai memanen, Puan lalu memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat Banyuwangi. Khusus kepada Kelompok Tani, ia memberikan 20 unit hand tractor, 20 unit pompa air, dan 10 sprayers. Kemudian untuk Kelompok Difable, Puan memberikan 50 kursi roda, 25 alat bantu dengar, 10 tongkat elektrik dan sembako yang akan didistribusikan oleh Pemkab Banyuwangi.
Puan juga memberi bantuan untuk 3 orang pelajar berupa laptop, tools kit, dan sarana video kreatif. Tidak hanya itu, sebanyak 215 paket diberikan sebagai santunan untuk janda-janda korban Covid-19.
Puan juga memberikan santunan kepada 200 anak yatim-piatu korban Covid-19, yang dilakukan secara simbolis.
“Semoga, sedikit bantuan ini dapat meringankan beban warga. Kehadiran saya di Banyuwangi ini pun sebagai upaya menyerap aspirasi masyarakat. Jika ada permasalahan, saya akan membantu mencarikan solusinya,” jelas Cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut mendampingi menyebutkan bahwa pertanian merupakan salah satu prioritas dari program kerjanya.
“Berbagai hal mendasar dalam dunia pertanian menjadi hal yang kami perbaiki. Di antaranya dengan meningkatkan wawasan para petani guna meningkatkan produktivitas hasil taninya,” papar Bupati Ipuk.
Menurut Bupati Ipuk, pihaknya memperkenalkan varietas bibit unggulan kepada para petani agar hasil panennya lebih melimpah, juga lebih tahan hama. Seperti di kawasan Dewi Rembang ini, pemkab mengembangkan varietas Inpari 23 dan Black Madras.
“Selain itu, secara bertahap para petani digerakkan untuk menggunakan pupuk organik dalam setiap masa tanamnya,” kata Bupati Ipuk.
“Ini untuk menjawab kelangkaan pupuk anorganik yang selama ini kerap dikeluhkan oleh para petani. Selain itu, juga untuk mengubah pola pemupukan yang selama ini banyak menggunakan bahan kiamiawi,” paparnya.
Dengan pupuk organik yang lebih terjangkau ini, dinilainya bisa juga untuk menyelamatkan tanah dari pencemaran. Tidak hanya mengubah tata kelola pertaniannya, Bupati Ipuk juga concern untuk meningkatkan nilai tambah pertanian. Seperti halnya pengelolaan pasca panen sampai sisi lain di luar dunia pertanian.
“Di kawasan Dewi Rembang ini misalnya, kami juga menjadikan dari destinasi wisata. Sehingga para petani tidak hanya mendapatkan penghasilan dari nantinya hasil panen. Tapi juga dari hasil pemasukan saat ada kunjungan wisatawan di tempat ini,” pungkas bupati perempuan tersebut.