Persiapan Jaringan Geopark Ijen ke UGG Terus Dimatangkan

visfmbanyuwangi.com – Dalam rangka assessment aspiring (penilaian calon) UNESCO Global Geopark (UGG) alias jaringan geopark dunia, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menggelar Virtual Advisory Mission (VAM).
Kegiatan ini, di supervise langsung oleh Sekretaris Jenderal UNESCO Global Geopark Network, Guy Martini.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya baru saja mengikuti VAM yang digelar dua hari, 28-29 Oktober 2021. Para kepala daerah terkait serta Badan Pengelola Geopark Ijen, semua melakukan presentasi dan tanya jawab progres Geopark Ijen.
Dalam kesempatan itu, dipaparkan dan ditampilkan secara virtual situs-situs Geopark Ijen, meliputi geosite, biosite, dan culturalsite. VAM dilakukan untuk merekam berbagai hal yang masih perlu disempurnakan, sebelum menuju tahap penilaian akhir yang bakal dilaksanakan November 2021.
“Terima kasih kepada Komite Nasional Geopark Indonesia; Kementerian PPN/Bappenas, seluruh kementerian dan Tim Ahli Geopark Indonesia, serta Pemprov Jatim yang telah membantu dan memfasilitasi upaya pencapaian status Geopark Ijen masuk jaringan geopark dunia. Juga Badan Pengelola Geopark Ijen yang dinilai telah bekerja keras mengupayakan ini,” papar Bupati Ipuk.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ipuk menjelaskan pentingnya pengembangan Geopark Ijen bagi daerah.
“Seperti yang disampaikan Mr. Martini saat berkunjung ke Banyuwangi pada Desember 2018 lalu, Geopark tak hanya bicara alam semata, tetapi seluruh aspek hayati dan kebudayaan di dalamnya,” ujar bupati perempuan tersebut.
Diakui Bupati Ipuk, dengan berupaya menjadi bagian Geopark dunia, sebenarnya Banyuwangi tengah menyiapkan rumah masa depan yang mampu memberi dampak positif bagi warga.
“Inilah yang terus menjadi penyemangat dan pendorong Banyuwangi untuk terus berupaya jadi jaringan geopark dunia,” tuturnya.
Khusus di Banyuwangi, papar Bupati Ipuk, banyak hal yang telah dilakukan untuk pengembangan Geopark Ijen. Seperti mengedukasi pentingnya geopark pada masyarakat, pembangunan infrastruktur pendukung, serta menggelar berbagai event untuk mempromosikan Geopark Ijen.
Selain presentasi, VAM juga diisi tur situs geologi, biologi, dan budaya yang berada di Geopark Ijen.
Sementara, Geopark Ijen sendiri melingkupi kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah dan TN Alas Purwo.
Di Banyuwangi, VAM dilaksanakan di SMPN 3 Banyuwangi sebagai salah satu unsur penilaian untuk memenuhi pilar edukasi geopark kepada pelajar dan masyarakat.
Di SMPN 3 ini telah dilengkapi geopark corner dan taman agro yang terdiri atas tanaman endemik dan tanaman obat-obatan. Para siswa juga didorong untuk menciptakan produk olahan inovatif dari bahan-bahan alam yang ada di Geopark Ijen.
Sementara itu, Guy Martini sangat mengapresiasi semangat tinggi dari pihak pengelola Geopark Ijen.
“Saya melihat progres pengembangan Geopark Ijen sangat signifikan. Saya pernah ke Banyuwangi, dan saya menangkap adanya energi yang besar untuk mengelola Geopark Ijen agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Martini.
Dibanding saat dirinya datang di 2018 lalu, perkembangannya kini sangat pesat. Salah satu hal di Banyuwangi yang mendapat respons positif dari Martin adalah eksistensi budaya suku Osing yang ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
Dia melihat adanya internalisasi tradisi dan budaya di warganya sangat terasa, yang bisa dilihat dari penggunaan bahasa Osing sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Termasuk berbagai tradisi masyarakat setempat diharapkan tidak sampai punah.
“Ini sangat penting untuk menunjang keberadaan Geopark Ijen. Kami mempunyai feeling positif bahwa Geopark Ijen sangat potensial,” pungkas Martini.