BanyuwangiPemerintahan

Banyuwangi Jadi Pilot Project Program Kemenkes

visfmbanyuwangi.com – Kementrian Kesehatan memilih Banyuwangi sebagai pilot project (proyek percobaan) penerapan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi, karena dikenal banyak memiliki beragam inovasi publik.

Program ini akan dijalankan dengan menggunakan konsep Pentahelix Collaborative Governance Model, model penanganan yang melibatkan lintas elemen.

Saat pencanangan Model Inovasi Administrasi Publik Petahelix Collaborative Governance di Banyuwangi, Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang ketahanan industri obat dan alat kesehatan, Laksono Trisnantoro mengatakan, Banyuwangi sudah terkenal dengan inovasi pelayanan publiknya dan pihaknya yakin program ini akan berjalan baik di daerah setempat mengingat semangat inovasi yang telah dimiliki Banyuwangi selama ini.

“Jika ini berjalan dengan sukses, maka akan direplikasi oleh daerah lain di Indonesia,” ungkap Laksono.

Mengapa hipertensi ini menjadi perhatian khusus Kemenkes? Laksono menjelaskan bahwa saat ini hipertensi menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

“Untuk itu, kami meminta daerah turut memberikan perhatian lebih pada masalah ini. Penanganannya harus sesuai dengan standard pelayanan minimal di bidang kesehatan,” paparnya.

Laksono melanjutkan, program ini akan diawali dari tingkat RT. Pelacakan pasien akan dipusatkan pada warga di skala RT.

“Nantinya, setiap RT di wilayah yang ditunjuk akan memiliki alat pengukur tekanan darah, sehingga mudah diakses oleh warga,” tuturnya.

Sementara, dr. Mukti Eka Rahardian, Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Analisis Determinan Kesehatan Sekretariat Jenderal Kemenkes mengatakan bahwa ada empat proses yang perlu dilakukan dalam penanganan hipertensi. Mulai dari pelacakan dan penemuan penderita, konsultasi dokter dan pengobatan, rehabilitasi penderita, serta kegiatan promotif preventif kepada warga.

“Dengan proses semacam itu, maka dibutuhkan penanganan yang komprehensif dan melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah, akademisi/profesi, sektor bisnis, ormas, dan media,” kata Mukti.

“Itulah yang kami sebut dengan pentahelix,” imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan, dr Widji Lestariono menambahkan, Banyuwangi termasuk salah satu dari lima daerah yang ditunjuk untuk menjadi perintis pelaksanaan program ini. Untuk Banyuwangi, Kecamatan Cluring ditunjuk sebagai wilayah pelaksanaan pilot project ini.

“Nantinya program ini dilaksanakan di Kecamatan Cluring sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, yakni sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan,” pungkas Kepala dinas yang akrab disapa Rio tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button